Sabtu, 22 November 2008

Ketika Aku Menjadi Guru

KETIKA AKU MENJADI SEORANG GURU

Guru… apa yang kita rasakan saat kata itu terucap? Satu kata yang menjadi superhero bagi diri siapapun. Satu kata yang tak akan terhapus dalam memori hati. Satu kata yang selalu memberi warna dalam luka-liku kehidupan. Satu kata yang menjadi pengganti ayah dan ibuku. Satu kata yang setiap menjalankan kewajibannya tak pernah ada kata bosan, lelah dan mengeluh. Satu kata yang selalu tersenyum manis, sabar dan mencurahkan kasih sayang bagi setiap anak didiknya.

Waliyullah... Itulah guru. Wali Allah yang diberi amanat. Wali Allah yang dituntut untuk selalu menyampaikan informasi-informasi kehidupan ilahiah. Wali Allah yang siap memberikan bekal kehidupan untuk dunia dan akhirat nanti.

Memang, sungguh berat menurutku. Sungguh sangat tidak mudah untuk bisa menjadi seorang guru yang benar-benar amanah dan ikhlas dalam mendidik anaknya. Itu semua butuh kesabaran dan ketawakalan yang tertancap dalam-dalam.

Maka dari itulah, jika suatu saat nanti aku ditakdirkan menjadi seorang guru, aku ingin bisa menjadi guru yang bertanggung jawab, bersikap adil, sabar dalam menghadapi tingkah laku anak didik, dan berperan sebagai motivator disaat anak didik membutuhkannya.

Ah... terlalu banyak kalau semuanya harus aku tulis. Pokoknya jika nanti takdirku itu menjadi seorang guru , aku ingin menjadi seorang guru yang the best. Yah... walaupun memang belum terbayang jelas di otakku bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan titel kriteria guru yang terbaik, karena satat ini, berbicara di depan publik pun aku masih agak-agak kurang.


Ari Wirahyani
XI IPA 2